Perlombaan menuju luar angkasa tak lagi hanya menjadi ajang adu teknologi antara negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Rusia. Kini, proyek-proyek ruang angkasa berkembang menjadi kolaborasi internasional yang melibatkan berbagai negara dengan visi yang ambisius. Tujuannya bukan lagi hanya mengorbitkan satelit atau mendaratkan manusia di Bulan, tetapi juga menjelajah Mars, membangun koloni permanen, hingga memahami asal-usul alam semesta.
Artikel ini mengulas 6 proyek ruang angkasa internasional yang paling ambisius dan merepresentasikan masa depan eksplorasi luar angkasa. Dari teleskop canggih hingga misi ke Mars, inilah wujud nyata mimpi umat manusia menembus batas Bumi.
1. International Space Station (ISS)
Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS adalah proyek kolaboratif terbesar dalam sejarah umat manusia di luar angkasa. Dibangun dan dioperasikan bersama oleh NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan CSA (Kanada), ISS telah mengorbit Bumi sejak tahun 1998.
ISS berfungsi sebagai laboratorium luar angkasa yang memungkinkan para astronot melakukan riset di bidang biologi, fisika, kedokteran, dan teknologi dalam kondisi mikrogravitasi. Meski usianya sudah lebih dari dua dekade, ISS masih menjadi simbol utama kolaborasi damai antarbangsa di luar angkasa.
Rencana pensiun ISS sekitar tahun 2030 mendorong lahirnya proyek-proyek stasiun luar angkasa baru yang lebih canggih, baik yang bersifat komersial maupun nasional.
2. James Webb Space Telescope (JWST)
Diresmikan pada Desember 2021, Teleskop ruang angkasa James Webb merupakan salah satu proyek ruang angkasa internasional paling kompleks dan ambisius. JWST merupakan hasil kolaborasi NASA (Amerika Serikat), ESA (Eropa), dan CSA (Kanada), yang menggantikan Hubble Space Telescope sebagai teleskop paling canggih saat ini.
James Webb dirancang untuk mengamati galaksi jauh, bintang-bintang pertama yang terbentuk setelah Big Bang, hingga atmosfer planet ekstrasurya. Dengan teknologi infra merah mutakhir, teleskop ini memberikan pandangan yang belum pernah ada sebelumnya terhadap alam semesta.
Proyek ini memakan waktu 25 tahun pengembangan dan menelan biaya lebih dari 10 miliar dolar AS. Namun hasilnya luar biasa, dengan citra ruang angkasa yang menakjubkan dan membuka banyak misteri baru tentang kosmos.
3. Artemis Program dan Lunar Gateway
Program Artemis adalah proyek ambisius NASA yang bertujuan untuk mengirim manusia kembali ke Bulan dan membangun kehadiran permanen di sana. Berbeda dengan program Apollo yang hanya sebentar, Artemis menargetkan eksplorasi jangka panjang, dengan misi Artemis III sebagai pendaratan manusia pertama sejak 1972.
Salah satu bagian penting dalam program ini adalah pembangunan Lunar Gateway, stasiun ruang angkasa kecil yang akan mengorbit Bulan. Proyek ini dikembangkan bersama dengan ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan CSA (Kanada), dan akan menjadi pusat logistik serta laboratorium untuk misi-misi ke Bulan dan Mars di masa depan.
Lunar Gateway memungkinkan transisi dari misi Bulan ke eksplorasi antarplanet dan menjadi batu loncatan utama bagi eksplorasi Mars.
4. Mars Sample Return Mission
Salah satu proyek ilmiah ruang angkasa yang paling ambisius adalah Mars Sample Return, kolaborasi antara NASA dan ESA yang bertujuan membawa sampel batu dan tanah Mars ke Bumi untuk dianalisis secara langsung. Proyek ini menyusul keberhasilan pendaratan rover Perseverance di Mars pada 2021 yang telah mengumpulkan belasan tabung sampel.
Rencana lengkapnya mencakup peluncuran pengorbit dan pendarat tambahan pada akhir 2020-an yang akan mengangkut sampel dari permukaan Mars, kemudian meluncurkannya kembali ke orbit Mars untuk diambil oleh pesawat pengangkut dan dikembalikan ke Bumi.
Jika berhasil, ini akan menjadi kali pertama manusia membawa benda dari planet lain ke Bumi, dan bisa menjawab pertanyaan besar seperti apakah Mars pernah memiliki kehidupan mikroba.
5. Square Kilometre Array (SKA)
Proyek SKA adalah jaringan teleskop radio terbesar dan paling ambisius di dunia yang sedang dibangun secara internasional. Dikoordinasikan oleh Square Kilometre Array Observatory, proyek ini melibatkan lebih dari 14 negara, termasuk Australia, Afrika Selatan, Inggris, Cina, dan India.
SKA akan terdiri dari ribuan antena kecil yang tersebar di Afrika dan Australia, menciptakan luas permukaan setara satu kilometer persegi. Proyek ini bertujuan untuk memetakan miliaran galaksi, mengamati fenomena seperti lubang hitam, dan memahami asal-usul materi gelap dan energi gelap.
Dengan sensitivitas dan resolusi luar biasa, SKA akan merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta dan menjadi alat utama bagi para astronom selama dekade mendatang.
6. Chinese Lunar Research Station
Meski bukan proyek internasional secara penuh, China telah membuka peluang kolaborasi untuk proyek ambisius mereka: pembangunan stasiun penelitian permanen di Bulan. Disebut International Lunar Research Station (ILRS), proyek ini dipimpin oleh China National Space Administration (CNSA) bersama dengan Roscosmos dari Rusia, dan direncanakan mulai dibangun sekitar tahun 2030.
Stasiun ini akan berfungsi sebagai pusat penelitian ilmiah, eksplorasi sumber daya Bulan, dan persiapan untuk misi Mars. China juga telah mengundang negara-negara mitra dari Asia, Afrika, dan Eropa untuk ikut serta dalam pembangunan dan penggunaan fasilitas tersebut.
ILRS menjadi simbol bahwa dominasi ruang angkasa kini tidak lagi dimonopoli satu negara, dan dunia tengah memasuki era baru kompetisi sekaligus kolaborasi di Bulan.
Penutup
Dari teleskop ruang angkasa hingga stasiun di Bulan, proyek-proyek ruang angkasa internasional ini mencerminkan semangat manusia untuk terus maju menembus batas. Dengan dukungan teknologi mutakhir dan kolaborasi antarbangsa, eksplorasi ruang angkasa kini tidak lagi sekadar impian sains fiksi, tetapi kenyataan yang kian dekat.
Keenam proyek ini menandai awal dari babak baru eksplorasi luar angkasa. Siapa tahu, dalam beberapa dekade mendatang, manusia bukan hanya tinggal di Bumi, tapi juga di Bulan, Mars, atau bahkan menjelajahi sistem bintang lain.