TikTok telah berkembang jauh dari sekadar platform hiburan menjadi kiblat tren global, termasuk dalam dunia musik. Tak sedikit lagu atau genre musik yang dulunya hanya populer di komunitas kecil kini menjelma menjadi tren viral setelah dipakai sebagai backsound konten kreator. Di tahun 2025, muncul tiga genre musik baru yang berhasil mencuri perhatian jutaan pengguna TikTok di seluruh dunia.
Mulai dari suara glitchy eksperimental, irama cepat khas Midwest Amerika, hingga lagu-lagu yang diperlambat secara dramatis, genre-genre ini tidak hanya terdengar unik tapi juga sangat cocok untuk mendukung berbagai jenis konten video. Artikel ini akan membahas tiga genre musik baru yang sedang viral di TikTok serta alasan mengapa genre-genre ini menjadi pilihan utama para kreator konten masa kini.
1. Sigilkore: Musik Glitchy yang Naik Daun dari SoundCloud
Sigilkore adalah genre musik baru yang berasal dari komunitas underground SoundCloud. Genre ini mulai dikenal luas setelah sejumlah kreator TikTok menggunakan lagu-lagunya sebagai latar video bertema dark aesthetic, vampir modern, atau edit karakter anime yang intens. Sigilkore bisa dibilang sebagai turunan dari trap, cloud rap, dan wave, namun dengan pendekatan yang lebih eksperimental.
Ciri khas sigilkore terletak pada penggunaan beat yang berat namun minimalis, vokal yang terdengar seperti dirusak dengan efek digital, dan atmosfer gelap yang dibangun melalui penggunaan bitcrush, reverb, echo, serta glitch effect. Nama-nama seperti Odetari, Luci4, dan Blxty menjadi pelopor genre ini, dengan gaya visual yang kuat dan gaya musik yang tidak biasa.
Kepopuleran sigilkore di TikTok terjadi karena genre ini menawarkan pengalaman mendengarkan yang tidak lazim. Saat banyak musik baru pop bersifat catchy dan ringan, sigilkore justru mengajak pendengarnya masuk ke dunia yang terdengar seperti gabungan antara mimpi buruk digital dan puisi emosional. Musik baru ini cocok dipakai dalam konten visual efek, video mood galau, atau edit karakter dari film dan serial.
Dalam beberapa bulan terakhir, sigilkore bahkan sudah mulai dilirik label besar dan masuk ke playlist resmi di platform streaming. Meski awalnya berasal dari budaya underground, genre ini membuktikan bahwa suara yang nyeleneh sekalipun bisa menjadi viral asal tepat digunakan dalam konteks visual yang kuat.
2. Lowend (Milwaukee Rap): Irama Khas Midwest yang Menggoyang FYP
Lowend atau Milwaukee Rap adalah genre hip-hop yang berasal dari Milwaukee, Wisconsin, dan dikenal karena beat-nya yang cepat, minimal, serta bass yang menghentak. Musik baru ini biasanya memiliki tempo tinggi dan lirik yang padat namun mudah dicerna. Tidak seperti trap tradisional atau drill yang berat dan gelap, lowend lebih ringan namun tetap energik.
Popularitas genre ini di TikTok tak lepas dari kemampuannya menyatu dengan berbagai jenis konten, terutama dance challenge, video highlight, atau gaya hidup anak muda. Lagu seperti “Bad Bitty” dan “Shake Sum” sempat menjadi lagu wajib bagi kreator TikTok karena iramanya yang mudah diikuti untuk gerakan tari atau transisi cepat.
Lowend menjadi favorit banyak TikTokers karena kecepatan beat-nya membuat konten terasa hidup. Musik baru ini sangat cocok digunakan dalam video dengan gerakan cepat, seperti outfit transition, makeup transformation, bahkan video reaction yang lucu. Banyak kreator menggabungkan potongan lagu lowend dengan efek visual singkat yang sinkron dengan beat-nya.
Genre ini juga menjadi pintu gerbang bagi musisi lokal untuk dikenal secara global. Tak sedikit rapper dari Milwaukee yang kini mendapatkan kontrak rekaman setelah musik mereka viral di TikTok. Ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya memviralkan musik yang sudah populer, tapi juga bisa menciptakan bintang baru dari komunitas lokal.
Daya tarik utama dari lowend adalah kesederhanaan produksinya namun dengan hasil yang maksimal dalam menciptakan energi. Kreator konten hanya perlu memotong beberapa detik dari lagu lowend dan hasilnya langsung bisa mengangkat konten mereka ke halaman For You Page.
3. Slowed + Reverb Core: Suasana Cinematic untuk Konten Emosional
Slowed + Reverb Core adalah genre musik baru yang pada awalnya tidak dianggap sebagai genre resmi. Namun karena popularitasnya yang terus meningkat di TikTok, kini genre ini diakui sebagai gaya produksi tersendiri. Sesuai namanya, genre ini menyajikan lagu-lagu yang diperlambat (slowed) dan diberi efek reverb untuk menciptakan nuansa melankolis dan sinematik.
Versi slowed + reverb dari lagu-lagu populer seperti “Summertime Sadness” oleh Lana Del Rey, “Swing Lynn” oleh Harmless, atau “Sanctuary” oleh Joji menjadi sangat populer karena memberikan kesan emosional yang dalam. Lagu-lagu ini sering dipakai dalam konten POV, video jurnal harian, montage kehidupan, hingga video bertema introspeksi dan kehilangan.
TikTok telah menjadikan slowed + reverb sebagai pilihan utama untuk menggambarkan momen-momen reflektif. Misalnya, seseorang membuat video tentang perjalanannya menghadapi patah hati, perubahan hidup, atau kenangan masa lalu—genre ini mampu memperkuat suasana emosional tersebut.
Genre ini juga sering dikombinasikan dengan filter video sinematik, slow motion, dan tone warna vintage untuk menciptakan pengalaman visual yang mendalam. Tak heran, slowed + reverb tidak hanya menjadi backsound video, tetapi bagian integral dari narasi visual dalam TikTok.
Menariknya, karena tren ini sangat besar, banyak artis kini secara resmi merilis versi slowed + reverb dari lagu mereka di platform streaming seperti Spotify dan Apple Music. Ini menunjukkan bahwa tren TikTok tidak hanya mempengaruhi pengguna, tapi juga strategi distribusi musik baru dari industri.
Mengapa Tiga Genre Ini Bisa Viral?
Viralitas di TikTok tidak terjadi secara acak. Ketiga genre ini memiliki kesamaan karakteristik yang membuat mereka ideal untuk digunakan dalam konten video pendek:
- Hook yang kuat di awal lagu: TikTok hanya memberi beberapa detik untuk menarik perhatian. Sigilkore, lowend, dan slowed + reverb semuanya punya hook yang langsung “masuk” ke pendengar.
- Kesesuaian dengan visual: Ketiganya bisa digunakan sebagai penguat mood. Sigilkore untuk vibe gelap, lowend untuk konten energik, slowed + reverb untuk cerita emosional.
- Komunitas niche yang solid: Masing-masing genre punya audiens tersendiri. Mereka menciptakan komunitas kecil tapi sangat aktif yang terus memproduksi konten dengan genre tersebut.
Genre-genre ini juga menunjukkan bagaimana TikTok menjadi tempat eksplorasi musik baru. Platform ini bukan hanya tempat mendengarkan musik populer, tapi juga alat bagi genre-genre eksperimental untuk tumbuh.
Kesimpulan
Dunia musik baru terus berubah dan TikTok kini menjadi salah satu penentu arah tren tersebut. Tiga genre musik baru yang sedang viral saat ini—sigilkore, lowend, dan slowed + reverb—menunjukkan bahwa suara-suara baru bisa muncul dari mana saja dan kapan saja. Mereka bukan hanya menghadirkan variasi dalam mendengarkan musik, tapi juga membuka ruang kreatif yang luas bagi para pembuat konten.
Bagi kreator, mengikuti tren musik ini bisa menjadi strategi efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Sementara bagi penikmat musik baru, genre-genre ini menawarkan pengalaman mendengarkan yang segar dan berbeda dari yang biasa didengar di radio atau playlist mainstream.