Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh keributan antara Elon Musk dan Trump. Semua bermula dari kritik Musk terhadap “One Big Beautiful Bill Act”, sebuah undang-undang yang dipandang membatasi subsidi kendaraan listrik industri yang sangat dekat dengan Musk. Badan ini langsung berbalik menyerang lewat pernyataan pedas, memicu perseteruan yang berlangsung secara terbuka di media sosial.
Perseteruan ini bukan hanya menarik karena melibatkan dua tokoh ternama, tapi juga karena terjadi di tengah situasi politik dan ekonomi yang sensitif. Dengan pemilu mendekat dan pasar kendaraan listrik terus berkembang, setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh Musk atau Trump bisa berdampak besar pada arah opini publik dan bahkan memengaruhi pergerakan saham.
Kronologi Feud Elon Musk dan Trump
Tak berhenti di situ, media konservatif seperti Truth Social platform milik Trump ikut mengangkat isu ini secara besar-besaran atas kronologi perseteruan Elon musk dan trump. Mereka menuduh Musk “berpihak pada agenda hijau Demokrat” dan mengkhianati basis pemilih konservatif. Sementara itu, para pendukung Musk menyebut Trump terlalu oportunis dan tak mampu menerima kritik dari pihak yang dulu pernah mendukungnya. Di kutip dari sumber BBC
- Elon Musk Balas dengan Tegas di Twitter
Elon Musk tak tinggal diam. Ia membalas di Twitter, menyebut Trump bersikap tidak tahu terima kasih serta menuding Trump hanya menang pemilu karena dukungannya. Musk bahkan menyatakan bahwa ia belum membaca penuh isi UU itu - Trump Kecam Kritik Musk
Pada 5 Juni 2025, Trump bertemu dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz dan menyatakan kecewa terhadap Musk yang mengkritik undang-undang tersebut. Trump juga menyatakan bahwa Musk seharusnya “mengetahui seluk-beluknya lebih baik daripada siapa pun.
Fokus Kontroversi: “One Big Beautiful Bill” & Subsidi EV
Undang-undang ini dikenal karena menghapus beberapa insentif kendaraan listrik. Musk, bos Tesla, mengecam keras. Trump, yang pernah dinyatakannya punya hubungan baik dengan Musk, justru membela UU tersebut. Perseteruan ini mencerminkan perebutan suara publik antara dua figur kuat.
Trump Sebut Musk sebagai “Soros of the Right”?
Musk diketahui telah menyumbang dana politik besar sekitar US$277 juta kepada Trump dan Partai Republik pada 2024. Hal ini menempatkannya sebagai donor politik individu terbesar sejak tahun 2010 . Artikel The Washington Post bahkan menyebut julukan “Soros of the right” untuk menggambarkan peran politiknya.
Baca Juga : Prediksi Resesi Global 2025
Apa Dampaknya bagi Publik & Industri?
Konflik ini juga bisa memperkuat polarisasi di masyarakat, khususnya di kalangan pengguna media sosial yang sudah memiliki afiliasi politik. Banyak pengguna mulai mempertanyakan netralitas pemilik platform digital dalam mengomentari isu-isu nasional. Ini bisa memunculkan tekanan agar tokoh-tokoh besar seperti Musk membatasi opini politiknya demi menjaga kepercayaan pasar. Terlepas dari politik ada beberapa hal yang perlu di perhatikan akibat memanas nya hubugan Elon Musk dan Trump yang bisa membuat pasaran sedikit menurun. berikut 3 dampak :
1. Kepercayaan Investor terhadap Tesla
Pertikaian publik antara Musk dan Trump bisa mempengaruhi kepercayaan pemegang saham. Tesla rentan terdampak jika persepsi negatif muncul dari politisasi.
2. Politik dan Mobil Listrik
Jika insentif dicabut, konsumen mungkin enggan beralih ke kendaraan listrik. Ini berdampak pada strategi panjang Musk yang mendukung energi bersih.
3. Media Sosial sebagai Arena Perang Politik
Kerusuhan ini terjadi di platform seperti Twitter, memperlihatkan bagaimana media sosial jadi senjata diplomasi dan kampanye politik.
Penutup
Perseteruan Elon Musk dan Trump bukan sekadar saling serang di media sosial ini merupakan pertempuran ideologi dan kepentingan politik. Dari kritik soal regulasi kendaraan listrik hingga tudingan ketidaksetiaan politik, keduanya memamerkan bagaimana teknologi dan politik kini menyatu. Perseteruan ini pantas terus dipantau, karena dampaknya menjangkau industri, konsumen, dan opini publik secara global.
Pada akhirnya, publik harus bijak menyaring informasi dan tidak terjebak dalam narasi saling serang. Baik Musk maupun Trump adalah tokoh dengan pengaruh besar yang kerap membawa agenda masing-masing. Mengikuti isu ini dengan kritis akan lebih bermanfaat ketimbang menjadi bagian dari polarisasi digital yang tak produktif.