Memasuki semester II tahun 2025, para investor mulai memetakan strategi portofolio yang lebih cermat, terlebih di tengah ketidakpastian global dan prospek ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh stabil. Salah satu pilihan utama bagi investor jangka panjang maupun pemula adalah saham blue chip. Saham jenis ini dikenal memiliki fundamental kuat, likuiditas tinggi, dan reputasi perusahaan yang solid.
Lalu, saham blue chip mana saja yang paling menjanjikan untuk dibeli di semester II 2025? Berikut ulasannya:
1. BBCA – PT Bank Central Asia Tbk
BCA (BBCA) tetap menjadi primadona di sektor perbankan dan pasar modal Indonesia. Dikenal dengan kinerja keuangan yang stabil, BBCA mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit sepanjang paruh pertama 2025, didorong oleh peningkatan kredit konsumtif dan digital banking.
Alasan Memilih BBCA:
- Valuasi masih menarik meski premium.
- Rasio kredit bermasalah (NPL) sangat rendah.
- Fokus pada transformasi digital perbankan.
- Basis nasabah besar dan loyal.
BCA juga diuntungkan oleh stabilitas suku bunga BI dan ekspansi konsumsi domestik. Di tengah persaingan digital banking, BCA terus menciptakan inovasi lewat aplikasi myBCA dan kolaborasi dengan fintech.
2. TLKM – PT Telkom Indonesia Tbk
Di tengah pesatnya transformasi digital, TLKM menjadi tulang punggung infrastruktur digital nasional. Dengan anak usahanya seperti Telkomsel dan IndiHome, Telkom Indonesia terus memperluas jaringan fiber optic dan 5G.
Alasan Memilih TLKM:
- Pertumbuhan pendapatan dari data dan layanan digital.
- Akuisisi dan sinergi dengan platform teknologi nasional.
- Dividen rutin dan likuiditas tinggi.
Semester II 2025 menjadi momentum Telkom untuk mendorong integrasi layanan digital, seperti pengembangan Data Center Hyperscale dan perluasan IndiHome untuk segmen B2B. Saham TLKM juga cocok bagi investor yang mencari dividen stabil dan prospek jangka panjang.
3. UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk
Meski sempat mengalami tekanan selama 2023-2024 akibat inflasi dan pergeseran pola konsumsi, UNVR kembali bangkit di awal 2025. Dengan strategi rebranding dan diversifikasi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods), Unilever Indonesia menunjukkan sinyal positif dalam laporan kuartal II 2025.
Alasan Memilih UNVR:
- Pemulihan margin dari efisiensi operasional.
- Produk-produk populer dan tahan banting resesi.
- Potensi pertumbuhan dari segmen personal care dan e-commerce.
UNVR juga makin fokus pada strategi go green, dengan pengemasan ramah lingkungan dan produksi berkelanjutan, sesuai tren ESG (Environmental, Social, Governance) yang makin diminati investor global.
4. ASII – PT Astra International Tbk
Astra (ASII) adalah saham konglomerasi yang memiliki lini bisnis dari otomotif, agribisnis, hingga keuangan. Semester I 2025 menunjukkan rebound signifikan di sektor otomotif dan alat berat. Penjualan kendaraan mengalami peningkatan, seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat dan stimulus sektor infrastruktur.
Alasan Memilih ASII:
- Diversifikasi bisnis mengurangi risiko.
- Kinerja unit alat berat (UNTR) naik signifikan.
- Dividen menarik dengan prospek pertumbuhan.
Astra juga mengambil bagian dalam pengembangan kendaraan listrik dan bekerja sama dengan pabrikan luar negeri untuk mengembangkan EV lokal, menjadikannya salah satu saham blue chip masa depan yang layak diperhitungkan.
5. ICBP – PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Saham defensif seperti ICBP masih menjadi andalan banyak investor di tengah ketidakpastian global. Produk-produk seperti mie instan dan makanan cepat saji tetap dibutuhkan dan memiliki permintaan tinggi di Indonesia dan Asia.
Alasan Memilih ICBP:
- Margin stabil dan pertumbuhan laba konsisten.
- Ekspansi regional ke Filipina dan Afrika.
- Produk mendominasi pasar domestik (Top 3 pangsa pasar Asia).
Semester II 2025, ICBP mencatatkan ekspor terbesar sepanjang sejarah perusahaan dan terus memperkuat brand di luar negeri. Dengan kondisi harga bahan baku yang relatif stabil, ICBP siap menjaga profitabilitas.
Tips Investasi Saham Blue Chip di Semester II 2025
Agar investasi Anda lebih optimal, berikut beberapa tips sebelum memilih saham blue chip:
1. Cek Laporan Keuangan Terbaru
Pastikan saham tersebut memiliki kinerja keuangan yang konsisten naik. Perhatikan rasio-rasio penting seperti ROE, DER, dan NPM.
2. Perhatikan Dividen dan Likuiditas
Saham blue chip umumnya rajin membagikan dividen. Namun, jangan hanya tergiur yield tinggi, pastikan juga likuiditas saham tersebut baik.
3. Ikuti Berita dan Update Emiten
Perubahan manajemen, akuisisi, atau kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi harga saham. Selalu update dengan berita pasar modal Indonesia dan saham blue chip.
4. Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Strategi ini membantu mengurangi risiko membeli di harga puncak dan menurunkan rata-rata pembelian.
Penutup: Blue Chip Tetap Jadi Pilihan di Tengah Dinamika Ekonomi
Investasi di saham blue chip tetap relevan di semester II 2025. Dengan fundamental yang kuat, likuiditas tinggi, dan prospek cerah, lima saham di atas—BBCA, TLKM, UNVR, ASII, dan ICBP—layak masuk dalam radar investor. Namun, tetap lakukan analisis secara menyeluruh dan sesuaikan dengan profil risiko Anda.
Pasar saham memang dinamis, tetapi saham unggulan tidak pernah kehilangan pamornya. Mulailah dari sekarang, kelola portofolio Anda dengan bijak.