6 Dampak Politik Identitas terhadap Persatuan Nasional

nita nita

10/09/2025

4
Min Read
6 Dampak Politik Identitas terhadap Persatuan Nasional
6 Dampak Politik Identitas terhadap Persatuan Nasional

Politik identitas merupakan strategi politik yang menggunakan kesamaan suku, agama, ras, etnis, maupun kelompok tertentu untuk meraih dukungan. Fenomena ini sering muncul dalam dinamika demokrasi, termasuk di Indonesia. Di satu sisi, politik identitas dapat menjadi wadah representasi kelompok minoritas yang selama ini terpinggirkan. Namun, di sisi lain, praktik politik identitas juga berpotensi menimbulkan polarisasi, konflik horizontal, bahkan mengancam persatuan nasional.

Persatuan nasional adalah fondasi penting dalam menjaga stabilitas negara. Jika politik identitas digunakan secara berlebihan, maka potensi terjadinya fragmentasi sosial semakin besar. Artikel ini membahas enam dampak politik identitas terhadap persatuan nasional yang perlu diwaspadai.

1. Meningkatkan Polarisasi Sosial

Salah satu dampak paling nyata dari identitas adalah polarisasi masyarakat. Pemilih tidak lagi menilai kandidat berdasarkan program kerja atau kualitas kepemimpinan, melainkan kesamaan identitas. Hal ini memicu lahirnya kelompok “kami” versus “mereka” yang berpotensi memecah belah.

Polarisasi sosial sering kali diperkuat oleh media sosial yang menyebarkan narasi eksklusif. Akibatnya, ruang publik dipenuhi ujaran kebencian, berita bohong, dan sentimen SARA. Jika dibiarkan, polarisasi ini bisa meluas menjadi konflik sosial yang sulit dipulihkan.

2. Melemahkan Nilai Demokrasi

Demokrasi idealnya memberikan ruang bagi semua warga negara untuk diperlakukan setara. Namun, identitas justru sering mengabaikan prinsip tersebut. Kandidat yang terpilih tidak lagi karena kapabilitas, melainkan karena kedekatan identitas dengan mayoritas pemilih.

Dalam jangka panjang, hal ini melemahkan kualitas demokrasi. Masyarakat lebih mementingkan loyalitas kelompok daripada kepentingan bersama. Akibatnya, demokrasi berubah menjadi sekadar ajang perebutan kekuasaan, bukan wadah membangun keadilan sosial.

3. Menimbulkan Diskriminasi dan Eksklusi

Politik identitas dapat menciptakan diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Ketika isu identitas dijadikan alat kampanye, kelompok tertentu sering kali terpinggirkan dari ruang politik maupun sosial. Misalnya, kelompok agama atau etnis minoritas dianggap tidak layak memimpin hanya karena identitasnya berbeda.

Eksklusi ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menghambat pembangunan bangsa. Potensi dan kontribusi dari kelompok minoritas terabaikan, padahal mereka memiliki peran penting dalam memperkuat persatuan nasional.

4. Mengganggu Stabilitas Keamanan

Ketegangan akibat politik identitas kerap berujung pada konflik horizontal. Sejarah mencatat, banyak kerusuhan di berbagai negara dipicu oleh perbedaan etnis atau agama yang dipolitisasi. Situasi ini juga bisa terjadi di Indonesia jika politik identitas tidak dikendalikan.

Konflik berbasis identitas biasanya sulit diselesaikan karena menyangkut sentimen emosional. Dibanding konflik politik biasa, konflik identitas lebih lama meninggalkan luka sosial. Jika tidak ditangani, ketegangan ini dapat mengancam stabilitas keamanan nasional.

5. Menghambat Pembangunan Nasional

Persatuan merupakan modal utama pembangunan. Jika masyarakat terbelah karena politik identitas, maka energi bangsa akan habis untuk menyelesaikan konflik internal. Anggaran negara yang seharusnya difokuskan pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, justru dialihkan untuk meredam ketegangan sosial.

Selain itu, iklim investasi juga bisa terganggu. Investor cenderung menghindari negara dengan tingkat konflik tinggi. Hal ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pengangguran, dan memperlebar kesenjangan sosial.

6. Mengikis Rasa Kebangsaan

Dampak paling berbahaya dari politik identitas adalah terkikisnya rasa kebangsaan. Jika masyarakat lebih mementingkan identitas kelompok daripada identitas nasional, maka semangat persatuan akan melemah. Lambat laun, loyalitas kepada bangsa digantikan oleh loyalitas pada kelompok tertentu.

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat membuka jalan bagi disintegrasi. Negara bisa kehilangan pijakan ideologisnya jika masyarakat tidak lagi menjunjung tinggi persatuan. Oleh karena itu, menjaga rasa kebangsaan menjadi tugas penting dalam menghadapi politik identitas.


Upaya Mengurangi Dampak Negatif Politik Identitas

Meski memiliki potensi merusak, politik identitas sebenarnya bisa diminimalisir melalui beberapa langkah:

  1. Pendidikan kebangsaan – memperkuat nilai persatuan sejak dini melalui kurikulum yang menekankan toleransi dan kebhinekaan.
  2. Peran media – mendorong media massa dan media sosial untuk menyajikan informasi berimbang, tidak memprovokasi, serta menekan penyebaran ujaran kebencian.
  3. Penegakan hukum tegas – memberikan sanksi kepada aktor politik yang menggunakan isu SARA untuk memecah belah masyarakat.
  4. Dialog antar kelompok – memperkuat ruang pertemuan lintas agama, etnis, dan budaya untuk membangun pemahaman bersama.
  5. Kepemimpinan inklusif – pemimpin nasional harus menunjukkan sikap merangkul semua golongan tanpa membeda-bedakan identitas.

Dengan strategi tersebut, politik identitas dapat diarahkan ke jalur yang lebih sehat, yaitu memperkuat representasi kelompok tanpa mengorbankan persatuan nasional.


Kesimpulan

Politik identitas memiliki dua sisi: bisa menjadi sarana representasi, tetapi juga berpotensi besar merusak persatuan. Dampaknya sangat kompleks, mulai dari polarisasi sosial, melemahnya demokrasi, diskriminasi, konflik horizontal, terhambatnya pembangunan, hingga terkikisnya rasa kebangsaan.

Tantangan terbesar Indonesia dan negara demokratis lainnya adalah bagaimana mengelola politik identitas agar tidak berubah menjadi ancaman. Dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, masyarakat sipil, hingga individu untuk menempatkan identitas nasional di atas identitas kelompok.

Hanya dengan demikian, persatuan nasional dapat tetap terjaga dan bangsa mampu melangkah maju menghadapi tantangan global.

Related Post